Our Big Family

Our Big Family
Foto ini diambil bulan Januari 2009 di Bahama C7. Eyang kakung+Eyang Putri, Keluarga Mas Iwan (+mb Kemi), Keluarga Mas Im (+mb Ita, Didit, Nisa).

Sabtu, 21 Februari 2009

Tunangan Tita - 7 Feb 09



Ass.Wr.Wb...

Tepatnya tanggal 7 Februari 2009 yang lalu, kita menghadiri undangan Tita dalam acara pertunangan yang diadakan di rumahnya di Perum Inkoppol, JakaSampurna, Kranji, Bekasi.
Acara dimulai sekitar pukul 10.00 pagi... cuaca hari itu mendung dan hujan, tapi alhamdulillah saat acara sudah dimulai, cuaca cerah.
Dari keluarga besar kita yang hadir adalah, Om Imam+Istri+Tama, Om Usman+Istri+Desi, Om Abu+Istri, Tante Fat+Lely dan yang pasti kita juga hadir .... papi+mami+bram+amel+raza...

Dari acara tersebut ditetapkan rencana pernikahan di bulan november 2009 tahun ini... Wah tahun 2009 ini banyak saudara kita yang mau menikah... di Surabaya bulan Maret ada Sofi lalu nanti di bulan Agustus, di Bandung, Asti... trus satu lagi di Pati, Tyas belum tahu pastinya kapan bulannya...

Mudah2an mereka semua bisa mendapatkan keberkahan dalam kehidupan barunya.... amin.

Foto2 dalam acara tersebut bisa dilihat berikut ini :

Ini adalah Foto sang calon ....


Ini adalah sebagian keluarga yang datang... dari ki-ka : Tante Rita (istri Oom Abu), Tama, Tante Fat, Tante Lies, Oom Usman + Istri, Mommy, Mas Bram, Mbak Amel, Lely...

Tidak tampak di foto : Oom Imam, Oom Abu, Dik Raza, Desy...

Senin, 16 Februari 2009

Kisah Pohon Apel, semoga bermanfaat....


Bacaan dibawah mohon dijadikan renungan kita........ ..


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu . Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih . "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu."Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang.... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang . "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal . Maukah kau menolongku?" Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah.

Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel.. "Aku sedih ," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang.. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.


"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat ," kata pohon apel.
"Sekarang , aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.

"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.



Pohon apel itu adalah orang tua kita .
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita
memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.


Posting from : zulhelmiburhan.blogspot.com



BLOOD CLOTS / STROKE

Blood Clots/Stroke - They Now Have a Fourth Indicator, the Tongue

I will continue to forward this every time it comes around!
STROKE: Remember the 1st Three Letters....S.T.R.
STROKE IDENTIFICATION & nbsp;
It only takes a minute to read this... A neurologist says that if he can get to a stroke victim within 3 hours he can totally reverse the effects of a stroke...totally. He said the trick was getting a stroke recognized, diagnosed, and then getting the patient medically cared for within 3 hours, which is tough.
RECOGNIZING A STROKE Thank God for the sense to remember the '3' steps, STR .
Read and Learn! Sometimes symptoms of a stroke are difficult to identify. Unfortunately, the lack of awareness spells disaster. The stroke victim may suffer severe brain damage when people nearby fail to recognize the symptoms of a stroke.
Now doctors say a bystander can recognize a stroke by asking three simple questions:
S * Ask the individual to SMILE.
T *Ask the person to TALK and SPEAK A SIMPLE SENTENCE (Coherently)
(i.e. It is sunny out today.)
R *Ask him or her to RAISE BOTH ARMS.
If he or she has trouble with ANY ONE of these tasks, call emergency number immediately and describe the symptoms to the dispatcher.
New Sign of a Stroke -------- Stick out Your Tongue
NOTE: Another 'sign' of a stroke is this: Ask the person to 'stick' out his tongue.. If the tongue is 'crooked', if it goes to one side or the other,that is also an indication of a stroke. A cardiologist says if everyone who gets this e-mail sends it to 10 people; you can bet that at l east one life will be saved.

copied from other's blog.

Minggu, 15 Februari 2009